Senin, 10 September 2012

Fenomena Wing Forward di Era Sepakbola Moderen

Masih ingat gol-gol khas Thiery Henry saat masih berkostum Arsenal ? bergerak cepat dengan bola dari sayap kiri, cut inside ke arah kotak penalti, kemudian diakhiri dengan mengirim tendangan  melengkung ke arah tiang jauh gawang lawan ?. Dewasa ini begitu sering kita melihat hal serupa dilakukan oleh Arjen Robben di Bayern Munchen, Angel Di Maria di Real Madrid, ataupun Ashley Young di Manchester United. Bahkan tidak hanya di level sepakbola tertinggi, seringkali saat melihat cuplikan-cuplikan gol indah di televisi ataupun di youtube, gol-gol seperti ini diciptakan oleh pemain dari klub medioker. Lantas, apa yang melatarbelakangi maraknya fenomena gol "ala Henry" tersebut ? Yuk, kita analisis.
 
TREND POLA 4-3-3 DAN 4-2-3-1
 
Coba anda perhatikan, dewasa ini banyak tim-tim di Eropa yang menggunakan pattern formasi 4-3-3 ataupun 4-2-3-1. Pertanyaan-nya,tim mana yang menjadi "role model" pola tersebut ? Siapa lagi klo bukan Barcelona!. Sejak era Frank Rijkaard, Barca menjadi salah satu dari sedikit tim yang menerapkan pola 4-3-3 di tengah trend sepakbola yang saat itu didominasi oleh tim-tim pengusung pola konvensional 4-4-2. Titik balik ngetrend-nya pola ini adalah saat Barca berhasil menjuarai Liga Champion musim 2005-06. Saat itu trio serangan Barca diisi Ronaldinho-Eto'o-Giuly. Pattern yang mengandalkan 3 striker "free role" ini berlanjut ke era Pep Guardiola dan sukses!. Kesuksesan Barca menguasai persepakbolaan Eropa bahkan dunia selama 5 tahun terakhir tidak lepas dari keampuhan pola 4-3-3 ini, selain tentunya falsafah "tiki-taka" yang sudah mendarah daging di klub tersebut. Pola 4-3-3 kemudian mulai banyak diikuti oleh tim-tim Eropa lain dengan berbagai variasinya seperti 4-3-2-1 ataupun 4-2-3-1. Ciri khas dari pola 4-3-3 terletak pada pergerakan 2 penyerang yang melebar di sisi sayap atau biasa disebut dengan wing forward. Beberapa musim terakhir trisula maut Barca diisi oleh Villa-Messi-Pedro ataupun Pedro-Messi-Alexis.
 
CUT INSIDE WING FORWARD
 
Sadar atau tidak, era sepakbola modern membuat tim-tim kini banyak mengandalkan pemain dengan tipe "Cut Inside Wing Forward" atau penyerang sayap yang doyan memotong ke area dalam kotak penalti. Sebutlah Bayern Munchen yang kerap menggunakan pola 4-2-3-1 dengan menempatkan Frank Ribery (right-footed) di sisi kiri penyerangan dan Arjen Robben (left-footed) di sisi kanan. Real Madrid dengan pola serupa juga begitu tergantung pada sosok Ronaldo (right-footed) di sisi kiri dan Angel di Maria (left-footed) di sisi kanan. Beberapa tim lain juga kerap mengadaptasi gaya bermain serupa : Milan sering menempatkan Cassano/Robinho yang notabene right-footed, di sisi kiri. Manchester United dengan Young/Nani (right-footed) di sisi kiri. Arsenal punya Arshavin/Gervinho (right-footed) di sisi kiri. Dan tentunya sang "founder" Barcelona yang masih setia mengandalkan pola 4-3-3 dengan pergerakan Pedro/Villa (right-footed) di kiri dan Messi (left-footed) di kanan, meski tak jarang ia ditempatkan sebagai penyerang tengah. 
 
 Lantas apa hubungan gol "ala Henry" dengan fenomea Wing Forward tadi ?. Jelas ada. Pola 4-3-3/4-2-3-1 yang sedang marak digunakan oleh tim-tim Eropa mengharuskan mereka memiliki paling tidak 1 orang pemain dengan karakteristik : cepat, skillful dan "doyan" memotong ke dalam. Gaya bermain yang begitu fasih diterapkan oleh Robben di sisi kanan Bayern Munchen ini memungkinkan pemain-pemain sayap bergerak ke arah tengah/dalam mendekati kotak penalti, kemudian mencetak gol "ala Henry" tadi. Gaya bermain yang jarang ditemui di era 4-4-2 yang banyak mengandalkan Early Cross Winger atau pemain sayap murni. Umumnya pola 4-4-2 secara konvensional memainkan pemain right-footed di sayap kanan dan pemain left-footed di sisi kiri, untuk memudahkan pemain sayap melakukan fungsi aslinya yakni : mengirim umpan silang. Munculnya fenomena Cut Inside Wing Forward ini tentunya memperkaya keindahan sepakbola karena tidak jarang gol-gol indah lahir dari para pelakunya. Negatifnya ? Pemain sayap zaman sekarang menjadi makin "SERAKAH" !.:)



Kamis, 06 September 2012

SEJARAH NOMER PUNGGUNG DI SEPAKBOLA

     Anda pernah bermain dalam sebuah tim sepakbola?, atau hanya sebatas penikmat olahraga paling populer di dunia ini?. Bila anda akrab dengan olahraga ini, saya yakin pernah terbesit di fikiran anda pertanyaan-pertanyaan seputar nomer punggung pemain : kenapa kiper akrab dengan no.punggung 1? kenapa pemain sayap sering mengenakan no.punggung 7? dan kenapa Ronaldo dan Ivan Zamorano pernah berebut no.punggung 9 di Inter Milan?. Berikut pembahasan seputar sejarah nomer punggung di olahraga favorit kita semua, sepakbola!.


   Sebuah sumber mengatakan penggunaan nomer punggung di kaos tim sepakbola pertamakali diperkenalkan pada tahun 1928 di sebuah pertandingan Liga Inggris antara Sheffield Wednesday melawan Arsenal. Tidak ada aturan dasar perihal penggunaan nomer punggung di sepakbola. Trend penomeran berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan kebanyakan tim memiliki pola penomeran yang sama meski tidak secara meneyeluruh. Penggunaan nomer punggung saat itu disesuaikan dengan list daftar pemain yang harus diserahkan ke official pertandingan sebelum pertandingan di mulai, sehingga untuk memudahkan maka diurutkanlah nomer 1 dari pemain paling belakang yakni kiper, disusul nomer 2 dan 3 untuk pemain belakang dan seterusnya hingga nomer 7,8,9 dan 10 untuk pemain paling depan (striker). 

    Perlu diketahui bahwa sebelum tahun 1900-an, sepakbola dimainkan dengan sangat ofensif. Timnas Inggris saat itu bahkan memainkan pola 1-1-8 dengan variasi 1-2-7. Memasuki tahun 1900-an, jumlah bek mulai ditambah dan pola 2-3-5 yang saat itu dikenal sebagai pola piramida menjadi pola dasar yang banyak digunakan dalam permainan sepakbola di era tersebut. Pola 2-3-5 inilah kemudian yang menjadi dasar trend nomer punggung di sepakbola.



    Kemudian keberhasilan Brazil menjuarai Piala Dunia di Swedia 1958, membawa trend baru formasi sepakbola yakni 4-2-4. Pakem ini bertahan lama hingga memasuki tahun 1980-an. Saat sepakbola menjadi semakin rumit dan penuh strategi, pertahanan mulai dinilai sebagai sebuah elemen penting dalam sepakbola. Akhirnya berkembanglah pakem baru yang merupakan transformasi dari pola 4-2-4 yakni pola 4-4-2 yang menjadi pola standar dan banyak digunakan oleh tim-tim sepakbola hingga sekarang ini. Dari pola standar 4-4-2 inilah kemudian lahir konsep penomeran di sepakbola yang kita kenal hingga sekarang ini. Jadi bukan kebetulan bila anda banyak mendapati pemain belakang bernomer punggung 2, sayap bernomer punggung 7 atau penyerang dengan nomer punggung 9. Berikut penomeran standar pada pola 4-4-2 :


    Penomeran pada tiap-tiap posisi ini berfungsi mempermudah pelatih dalam memberikan instruksi pada pemain saat latihan maupun di pertandingan. Kebanyakan pelatih menyebutkan nomer untuk menjelaskan suatu posisi di atas lapangan. Contohnya saat pelatih berteriak "kau bermain di posisi 2", berarti yang dimaksud adalah memerintah pemain tersebut untuk bermain sebagai wingback kanan, begitu seterusnya. Biasanya penomeran 1-11 ini juga digunakan dalam pertandingan-pertandingan uji coba/persahabatan level tim nasional. Sebagai contoh tim nasional Inggris dalam beberapa partai uji coba nya : 1. Joe Hart / 2. Glen Johnson (RB) 5.John Terry (CB) 6. Rio Ferdinand (CB) 3. Ashley Cole (LB) / 7. Theo Walcott (RW) 8. Frank Lampard (CM) 4. Steven Gerrard (CM) 11. Ashley Young (LW) / 9. Andy Carroll (CF) 10. Wayne Rooney (CF).

    Namun konsep penomeran tersebut tidaklah baku. Banyak kita temui pemain-pemain dengan nomer punggung yang nyeleneh. Dari mulai William Gallas yang pede dengan no.punggung 10-nya sewaktu bermain di Arsenal, atau Ivan Zamorano yang karena kedatangan Ronaldo harus mengalah dan menggunakan no.punggung 1+8 di Inter Milan. Berikut saya mencoba membuat starting eleven berisikan pemain-pemain terbaik dunia berdasarkan nomer punggung :

1. Iker Casillas (Gianluigi Buffon)

2. Cafu (Gary Neville)   5. Paolo Cannavaro (Charles Puyol)  6. Franco Baresi  3. Paolo Maldini (Ashley Cole)

7. Cristiano Ronaldo (David Beckham)  8. Paul Scholes (Xavi Hernandez)  4. Steven Gerrard (Patrick Vierra)  11. Ryan Giggs (Marc Overmars)

10. Lionel Messi (Ronaldinho)   9. Ronaldo Luiz (Filippo Inzaghi)










Sumber : http://footballspeak.com/post/2012/04/05/The-Number-Game.aspx

              http://en.wikipedia.org/wiki/Formation_%28association_football%29

              http://en.wikipedia.org/wiki/Squad_number_%28association_football%29